Sabtu, 11 Agustus 2007

Membuat Link & New Window di Posting Blog

Dalam mengutip suatu pendapat dalam posting blog, biasanya kita akan memuat link website (situs) atau blog dari mana tulisan itu kita kutip. Pengutipan dg menyebutkan sumber link memiliki tiga fungsi utama: (1) Sebagai tanda bahwa tulisan kita itu cukup "ilmiah". (2) Sebagai apresiasi kepada sumber yg dikutip. (3) Sebagai salah satu cara untuk menambah traffic bagi blog kita sendiri, terutama apabila sumbernya adalah blogspot atau blog lain yg memakai sistem trackback (atau "link to this post" kalau di blogspot/blogger). Sekedar diketahui bahwa alamat website kita akan muncul di blog yg kita kutip, apabila pemilik blog tsb menghidupkan menu "link to this post". Dg demikian, setiap pembaca blog yg kita linkback akan melihat alamat blog Anda juga. Cara menghidupkan menu "link to this post" lihat di sini di poin (d) Backlinks --> Show. (a) Bagaimana cara membuat link di posting blog? (1) Tulis kata-kata, seperti "Di kutip dari tulisan Wimar Witoelar". (2) Highlight kata-kata di atas. (3) Klik ikon di bawah ini yg ada di toolbar. Akan muncul kotak yg ada tulisan "http://" (4) Isi kotak tsb. dg alamat situs atau link yg diinginkan. (5) Klik OK. Selesai. (b) Mengutip Permalink (Permanent Link) bukan alamat Blog Sumber kutipan yg kita link sebaiknya memakai alamat langsung artikel yg kita kutip, bukan alamat blog utama. Ini disebut juga dg Permalink atau permanent link. Misalnya, apabila Anda mengutip tulisan saya tentang Cara Mendaftar di Google Adsense, maka alamat permanen atau permalink-nya adalah http://kolom-mario.blogspot.com/2005/12/mendapat-beasiswa-dari-google-adsense.html (permalink), jadi bukan http://kolom-mario.blogspot.com (alamat blog). Apabila itu yg anda lakukan, maka nama dan alamat blog Anda juga akan muncul di akhir tulisan saya yg Anda kutip. Sehingga yg membaca tulisan saya tsb. juga akan tergoda untuk "takziyah" ke blog Anda. Kunjungi Mario

Korbankan Nyawa Demi Ibunda Tercinta

Korbankan Nyawa Demi Ibunda Tercinta JANJI BELIKAN KALUNG BELUM DITEPATI Kebakaran yang menghanguskan lima kios di Jalan Lingkar Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Kamis (21/4) menyisakan kisah pilu. Ibu dan anak tewas mengenaskan. Ternyata, sang anak berusaha menyelamatkan nyawa ibunda. KLIK - Detail Sebagian telapak tangan kanan, hidung, dan bibir Ibrahim (48) tampak melepuh. Saat ditemui NOVA di rumahnya di Jalan Lingkar Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Sabtu (23/4) sore, Ibrahim mengaku tangannya masih sakit dan sulit digerakkan. Luka itu terjadi saat kebakaran melanda kios miliknya di Pasar Manggis yang berlokasi di belakang Pasar Rumput, Kamis (21/4) malam. Di kios itu, ia menjual oli, bensin, sekaligus untuk bengkel sepeda motor. "Rasa sakit dan kerugian materi yang saya alami tidak sebanding dengan duka saya karena kehilangan istri dan anak saya. Saya menyesal tidak berhasil menyelamatkan mereka. Sungguh saya tidak tahu istri saya ada di dalam kios. Kalau saja tahu, saya pasti ikut berusaha menolong mereka. Sekarang mereka sudah tiada," ratapnya. TANGAN DIJILAT API Ayah 3 anak dan kakek dua cucu ini mengisahkan, kebakaran itu terjadi sekitar pukul 20.30. Saat itu, ia sedang kedatangan tamu Abdul Rohim, tetangganya yang bermaksud memperbaiki rem sepeda motornya yang rusak. "Saya segera memperbaiki karena bengkel akan segera saya tutup," tutur Ibrahim. Ketika sibuk menjalankan tugas sehari-harinya itu, posisi Ibrahim membelakangi kios dan menghadap ke arah jalan raya. "Tiba-tiba api muncul dari belakang saya dan menyambar tangan dan bibir saya," tutur Ibrahim sambil menunjukkan telapak tangannya yang melepuh. Secara refleks, Ibrahim mengibaskan lengannya untuk menghindari sulutan api. Tanpa dinyana, api dengan cepat sudah mengepung kiosnya. Api juga merembet hingga melalap empat kios yang berada di sebelah kanan dan kiri kiosnya. Dibantu warga, Ibrahim berusaha keras menyelamatkan sepeda motor milik Abdul Rohim sebelum akhirnya dia pingsan. "Tahu-tahu saya sudah diamankan warga ke rumah tetangga, jauh dari lokasi kejadian," ujar Ibrahim. KLIK - Detail Beberapa jam setelah siuman, ketua RT 01/11 Kelurahan Pasar Manggis ini mendengar kabar yang amat mengguncang batinnya. Wajahnya langsung pucat ketika para tetangga mengabarkan, istri terkasih, Satiah (47) dan anaknya Firdaus (23) ikut terpanggang dalam musibah kebakaran itu. "Sama sekali saya tidak tahu istri saya sedang tidur di bilik di dalam kios. Setahu saya dia sedang mengantar cucu saya, Bayu (1) ke rumah orang tuanya, tak jauh dari bengkel. Rupanya dia langsung pulang ke kios dan tidur di sana tanpa sepengetahuan saya," kata Ibrahim yang tidak tahu dari mana api berasal. Menurut Ibrahim, di balik etalase tempat memajang dagangan di kios berukuran 2x3 meter persegi miliknya itu memang menyisakan ruangan kecil yang memadai untuk istirahat. "Biasanya dia tidur di sana siang hari saat menjaga kios," tutur Ibrahim yang saat wawancara ditemani beberapa warga dan saudaranya. AJAK IBU BERCANDA Menurut cerita Soleh, seorang tukang ojek, anak kedua Ibrahim bernama Firdaus (23), tahu bahaya mengancam jiwa sang ibu yang masih berada di dalam kios. "Saya melihat, dia nekat menerobos kobaran api untuk menyelamatkan ibunya," kata Soleh. KLIK - Detail Menyaksikan adegan ini, Soleh dan beberapa warga terhenyak. Saat itulah Rudi, teman Firdaus, berusaha mencegah Firdaus. "Rudi berupaya keras menarik lengan Firdaus. Namun, Firdaus meronta-ronta. Upaya Rudi gagal. Selanjutnya Firdaus tetap masuk ke dalam kios sambil berteriak memanggil ibunya." Upaya gigih Firdaus berusaha menyelamatkan sang ibu gagal. Nasibnya sungguh tragis. Sebelum berhasil mengeluarkan ibunya, pintu gulung kios menutup dengan sendirinya. Pupus sudah upaya pemuda yang belum punya pacar ini untuk menyelamatkan jiwa ibunda. Malahan Firdaus sendiri ikut tewas terpanggang api. "Mayat Firdaus ditemukan tertelungkup, tak jauh dari jasad ibunya di balik etalase," lanjut Soleh. Dachyar, kerabat Firdaus, menambahkan, Firdaus yang sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek, saat kejadian baru saja pulang dari mengantar penumpangnya. "Melihat api sudah menjilat kios mereka, Firdaus teringat ibunya. Ia berlari ke rumah untuk memastikan posisi ibunya berada. Karena tidak menemukan ibunya di rumah, Firdaus kembali ke kios. Dia pikir, ibunya pasti ada di dalam kios yang terbakar itu. Saat itulah dia berupaya menerobos api untuk masuk ke dalam kios." Menurut Dachyar, Firdaus memang sangat dekat dengan ibunya. "Dia amat sayang kepada ibunya. Sering lo ia mengajak ibunya bercanda. Bahkan, kalau ibunya kebetulan marah, dengan mudah dia membujuk. Misalnya saja dengan menjanjikan akan membeli ibunya kalung. Saya sendiri mendengar janji itu diungkapkan Firdaus kepada ibunya. Namun janji itu belum ditepati, Firdaus sudah pergi bersama ibunya," jelas Dachyar. Sumber : Tabloid Nova